Pages

Wednesday 4 August 2010





“Telah kutinggalkan cemburu disudut kamar gelapku
Telah kuhanyutkan duka
pada sungai kecil yang mengalir dari sudut mataku
Telah kukabarkan lewat angin gerimis
tentang segala catatan hati
Yang terhampar ditiap jengkal sajadah
dalam tahajud dan sujud panjang…..”(asma)



Malam berselimut mendung, tapi hujan tak jua turun, hanya sesekali gemuruh petir yang menyapa dunia…dingin… itu yang kurasa saat angin menyentuh kulit tubuhku. Sudah jam 11 malam tapi tak jua rasa kantuk datang menyapaku. Persis didepanku suami duduk dg kaki bersilang, gelisah..resah dan…ragu, itu yang kutangkap. Karena kutahu gerak-gerik suamiku selalu berganti posisi.

“Ayah kenapa…?”aku mencoba bertanya siapa tahu kegelisahan suami bisa mencair bahkan hilang bersama hembusan angin.

” Ayah ingin bicara bunda…ini penting….”

“Aneh dech ayah, biasanya kan langsung cerita, iya tho?” aku masih duduk santai, sambil sesekali minum teh angeet.

”Tapi janji …bunda jangan marah...jangan minta yang tidak bisa ayah kabulkan, janji ya?”

“Ayah aneh malam ini…ada apa sich?” aku merubah posisi dudukku mendekati suami. “Ada apa yah…bunda siap mendengar apapun sueer…” dengan dua jari yang berarti ‘janji ‘.

“Bunda….bunda…ayah…ayah…hmmm....”lalu minum sesaat, sambil menarik nafas panjang
“Hmm…ijinkan ayah menikah lagi…” kata suamiku datar sambil agak menunduk.

“Hahaha…ayah acting ya...jangan gitu ah.” Jawabku santai sambil minum teh anget lagi.

”Bunda ….bunda…ayah serius…ayah serius…ayah sungguhan…tidak bercanda dan tidak main-main…oke?”

Aku baru sadar apa yang aku dengar…ternyata..suamiku memang serius…serius bicara..dan serius akan menikah lagi. Aku tak tau harus menjawab apa dan bagaimana, yang pasti…udara mulai panas kurasakan, dunia seolah-olah mau kiamat, aku tersentak kaget dengan permintaan suamiku untuk menikah lagi, sehingga cangkir yang kupegang jatuh dilantai dan pecah seperti hatiku malam ini…

“Ayaaah….benarkah…?apa ini bukan mimpi…???aku seperti orang linglung

“Bukan bunda, pegang pipi ayah…”jawab suaniku sambil mencoba menganggkat tanganku.
Tak terasa air mataku mulai bergulir membasahi pipi, semakin lama semakin deras bak curah hujan yang jatuh dari langit.

“Apa yang membuat ayah begini..? apa kurang hanya dengan satu cinta?”
“Apakah ayah sanggup berbuat adil..?ingat ayah….semua perbuatan pasti dipertanggung jawabkan didepanNya.”aku mengajukan pertanyaan tak henti-hentinya seperti seorang hakim terhadap terdakwa.

“Ayah sudah memperhitungkan semuanya bunda, jangan lupa…Allah juga mengijinkan umatNya untuk menikah lagi, coba bunda baca QS.An-Nisa:3…..maka nikahilah prempuan lain yang kamu senangi satu, dua, tiga atau empat. Begitu kan bunda….jadi tidak ada larangan kan….”suamiku menjelaskan ayat al-qur'an ttg poligami.

“Ayah lupa bagaimana kelanjutan ayat itu.? Tetapi jika kamu tidak bisa berlaku adil maka nikahilah satu orang saja…..ayah...jangan mengambil ayat Al-qur’an hanya untuk kepentingan pribadi ingat itu..!!! dosa ayah …dosa…!!!

Aku setengah berteriak menjelaskan pembelaanku bahwa Allah sebenarnya tidak mewajibkan umatNya utk menikah lebih dari satu, tapi hanya membolehkan saja, itupun kalo umatNya bisa berbuat adil. Lalu bisakah para lelaki atau umat manusia berlaku adil? Apakah adil hanya dilihat dari materi..??? bagaimana dengan perasaan wanita jika suaminya berbagi cinta? Bukannya aku menolak ayat Allah yang satu ini…tp coba dipikir lagi…pikir lagi dgn jernih. Kata-kata itu yang berteriak dalam benakku tanpa sanggup aku ucapkan.
Suamiku tertunduk saat aku tak henti-hentinya menyerang dengan dalil.

“Bunda …!!!! Ini keputusan ayah…!!! Titik ! suara suamiku mulai meninggi, aku tahu suami mulai emosi, dan aku diam… tapi sesaat, setelah itu…suaraku tak kalah hebat kerasnya, meledak-ledak kembali…

Malam itu merupakan ajang pertengkaran yang sangat hebat bagi kami berdua, kami sudah lupa bagaimana menurunkan emosi ….tapi yang pasti…suamiku tetap kokoh pada pendiriannya….ya Allah….!!!


to be continue...

0 Comments:

Post a Comment