Pages

Thursday 6 December 2012




Setelah sekian lama....
Kulupakan semua aturan.
Hanya hati yang kuandalkan tuk membiarkan dirimu memilikiku
Kesalahan yang terindah buatku adalah Mencintaimu.
Hijabku tak mampu menutupi arus.
salahkah aku..

Jika mencintaimu sebuah kesalahan dan kekeliruan...
Aku mohon jangan memintaku sekarang tuk menghapusnya.
Karena tuk saat ini aku tak mampu melakukannya.
Namun ijinkanlah aku utk menikamti dosa-dosa manis yang hadir
Dan yang kau beri disaat aku mencintai dengan hatiku...

Maafkan aku untuk seseorang disana...
karena aku telah jatuh cinta padamu,pesonamu memaksa aku tuk rasakan lembut kasihmu
Salahkah hadirnya cinta hinggapi perasaan kita dan biarkan semua ini berjalan apa adanya.
bersamamu telah kutemukan betapa takutku merasa inginkanmu selamanya...seutuhnya...

Thursday 22 November 2012



Ya Allah...
Aku ingin cerita
Cerita tentang kegalauanku
Kegalauan akan kehidupanku saat ini
Kehidupan yang tak menentu arah
Arah yang yang telah Engkau Firmankan
Firmankan dalam sebuah Kitab SuciMu
Kitab Suci Al-qur'an dan Sunah RosulMu

Ya Allah...
Aku ingin mengadu
Mengadu tentang kelemahanku
Kelemahan akan ketidakberdayaanku saat ini
Ketidaberdayaan melawan hawa nafsuku
Hawa nafsu yang dipenuhi dengan kemaksiatan
Kemaksiatan yang selalu diulang penuh kesadaran
Kesadaran tanpa rasa ketakutan akan balasanMu

Ya Allah...
Aku ingin mengeluh
Mengeluh tentang mata hatiku
Mata hati yang menolak segala kelalaianku
Kelalaian akan ketidakkhusuanku
Khusu dalam mengingat AsmaMu
AsmaMu yang teramat Agung
Agung menjadi Rahmat bagi alam semesta

Ya Allah...
Aku ingin berbisik
Berbisik tentang pertaubatanku
Taubat segala kegundahanku
Kegundahan akan kesalahanku
Kesalahanku yang teramat menggunung
Menggunung selaksa ditumbuhi dosa-dosa
Dosa-dosa yang menghiasi ruhku
Ruhku yang dikemas dalam noda-noda jasadku

Ya Allah...
Aku ingin bertaubat
Taubat dari hati yang tiada batas
Batas ruang hampa dengan Arsyi
Arsyi singgasana KeMahaRajaanMu
Raja bagi Penyeru sekalian alam
Alam dunia dan AkheratMu
Akherat yang kelak penentuku
Penentu Syurga dan Neraka
Aamiin.....

Sunday 15 July 2012

Di pagi hari saat Zarina sedang asyik tidur terlelap ia mendengarkan Hpnya berdering ia segera mengangkat telepon tanpa nama di memori kartunya.

"Assalaamu'alaikum?"
"Wa'alaikumussalam. Ini Zarina?"
"iya saya sendiri"
"kamu jangan ngajak-ngajak anak saya Vinda main dan keluyuran malam-malam yah! lalu membawa anak lelaki-laki!
"astaghfirullah" lirihnya sambil memikirkan jawaban yang tepat seperti mendengar kilatan petir.

"kamu kalau mau pergi jangan bawa-bawa Vinda lagi!"
"Bu, siapa yang mengajak Vinda main? Vinda yang mengajak saya dan dia datang kesini membawa motornya sendiri. saya sendiri tidak bisa naik motor. Dan untuk apa saya mengajak Vinda keluar jalan-jalan dan membawa anak laki-laki. Saya sendiri tak pernah berbuat itu sebelumnya"
"Tapi Vinda itu kan anak pesantren dia tidak mungkin dan tidak pernah berbuat seperti itu kalau tidak ada yang mengajarkan!"
"ibu kenapa menuduh saya? tanyakan saja pada Vinda. Saya tidak pernah mengajak malah sebaliknya! Teman saya banyak bukan hanya dia!"

Tut...tut....tut.

Sambungan terputus Zarina meradang rasanya ia kebakaran jenggot antara sabar dan emosi yang tak bisa diatur oleh nafasnya sendiri. Kemudian Zarina melemparkan bantal ke lantai sambil memikirkan sesuatu.
Ia segera bercerita kepada sahabatnya yang malam itu juga keluar bersama-sama dan pulang pukul 9 malam.
Dina gadis kecil ini juga merasa keberatan ketika Zarina menceritakan tuduhan itu, Dina juga ikut marah dan tidak terima temannya di tuduh.

Lalu pagi harinya vinda mengirimkan pesan singkat
"Maafin aku yah teman-teman"

"tanpa merasa bersalah ia begitu saja meminta maaf dengan seenaknya" gerutu Zarina.

Kepercayaan Zarina memudar seketika, Zarina yakin betul jika ia akan menutup memori kelam yang membuat masa-masa remajanya itu membuatnya tertekan.
Ia bukan sudah berusaha menyimpulkan tentang perbuatan yang seharusnya ia katakan kepada sang ibu.
Sang ibu tak pernah tahu apa yang dilakukan sang anak dibelakangmu.
Dia memang baik, tapi dia sudah mengenal laki-laki bahkan sering bertemu.
usia yang belum genap 16 tahun itu membuat Zarina kian berhati-hati.

Diary Zarina,
Wahai ibu, bukan cerita di atas saja yang pernah ku dengar.
Wahai ibu, aku tahu aku ini anak yang masih lugu yang tak tahu menahu
Tapi apa kau percaya jika anakmu berkata dusta padaku?
Ibu, jika itu terjadi padaku, aku pasti tak tenang seumur hidup
Jika ibuku mengalami hal sebalikya.
Ibuku pasti akan memukuliku hingga memerah dan biru lebam disekujur tubuhku jika keadaannya aku malah menuduh orang lain
Tapi tidak denganmu ibu temanku,
Layangkanlah tuduhan itu terhadap putrimu dahulu sebelum engkau menuduhku,


Suara Zarina mungkin beberapa masalah kecil. Saya sendiri sering mendengar berita seperti ini. Terkadang ada anak orang kaya yang terlalu sombong membawa anak tetangganya bermain. Tapi anak orang kaya tersebut malah menuduh anak tetangganya yang miskin itu yang mengajak ke arah buruk.
Situasi pun genting, si anak miskin ini gusar dan hanya bisa berkaca-kaca dengan menahan air mata. Ia tak berani membela diri karena dirinya merasa menyesal bahkan merasakan sama-sama salah.
Tapi kenapa ibu seperti itu mengajari rasa ketidakadilan?

Mereka itu anak-anak kecil, anak-anak yang masih dibawah umur. Tidak seharusnya menghakimi bahkan memarahinya dengan sembarangan. Naluri sebagai ibu memang melindungi putra putrinya tapi bukan cara seperti ini mengajarkan kebaikan demi putrinya.
Nasehatilah dia, putra putrimu dulu sebelum berpikir untuk menasehati orang lain.
Jika kau menjadi ibu, Anakku menuduh orang lain apa yang harusnya kulakukan?
Menghakimi dan langsung menanyakan kepada anak orang lain sebagai tertuduhkah?
Apakah anak anda berkata jujur?
Saya yakin anak saya jujur. dia anak yang baik.
Tapi bukankah kita sebagai orang tua yang baik mampu menjadi contoh yang baik. Menasehati bukan menghakimi atau menuduh juga sepakat dengan sang putra putri?

"Berbuat baiklah pada orangtua kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbuat baik pada kalian." (HR.Thabrani)

“Wahai orang yang beriman, jika orang fasik membawa berita kepadamu maka periksalah.” (QS. al-Hujurat: 6

Allah berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan prasangka, (karena) sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.”(QS. al-Hujurat:12)

Berterimakasihlah pada orang-orang yang telah melukai dan menyakitimu, karena mereka telah memberikan pelajaran yang paling berharga dalam hidupmu.
Bukan malah tidak terima lalu menghakimi dan membenci, bencilah sewajarnya jika ia memang patut dibenci. Tapi bencilah sifatnya bukan orangnya. Memang sulit jika diaplikasikan.
Tapi berusaha lebih baik itu dari hari kemarin adalah kemenangan luar biasa, bukanlah pengulangan yang tidak baik.

Yuk ajarkan kebaikan. Bukan keburukan.

Kita tidak tahu seberapa tinggi langit di atas sana, tetapi sudah  selayaknyalah kita tahu seberapa TINGGI kita mampu menghargai orang yang kita cinta (Mutiara hati)




(catatan Annur)

Thursday 19 April 2012





Cinta, ya Cinta, sebuah kata yang sarat dengan makna. Tak ada seorang manusia pun di dunia ini yang tak mengenal cinta. Karena cinta sesungguhnya telah ada sebelum manusia itu ada. Ia akan terus tumbuh dan bersemi di dada, meski manusia itu sendiri telah tiada.
Mari maknai cinta itu dengan kelembutan, kasih sayang dan perhatian yang sepenuh hati.
Agar cinta itu benar-benar dapat menemukan kesejatiannya dan ketulusannya
Tanpa harus dibumbui oleh prasangka dan ego di dada
Karena Sesungguhnya, Cinta itu adalah :

Ketika hatimu terluka tapi mampu untuk memaafkannya
Ketika hatimu menangis tapi mampu untuk tersenyum karenanya
Ketika hatimu bersumpah untuk setia walau ia telah mengkhianatimu
Ketika hatimu mampu membahagiakannya tanpa meminta balasan darinya
Ketika kamu mencintainya tanpa kenal waktu
Ketika kamu tersenyum walau hatimu terluka
Ketika kamu mengalah meski pendapatmu benar
Ketika kamu mampu untuk memaafkannya tanpa ia pinta
Ketika engkau tertawa oleh ocehannya yang tak pernah lucu
Ketika engkau memberi apa yang paling engkau sukai
Ketika engkau mau menerima apa yang tidak kamu sukai darinya
Ketika engkau selalu mengharapkan kehadirannya
Ketika ketulusan menjadi panji-panji cintamu
Ketika kejujuran selalu menghiasi setiap ucapanmu
Ketika kesetiaan menjadi tanda tangan cintamu
ketika perhatian adalah makanan keseharianmu

Sunday 19 February 2012

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Sebenarnya setiap orang dari kita adalah SELEBRITIS..... :)

ϐukankah setiap hari Kita juga di shooting oleh 2 Malaikat, RAQIB & ATID mulai dari Bangun tidur sampai tidur kembali... Right?! ;)

Bayangkan...
Dokument film tersebut akan diputar ulang di bioskop AKHIRAT nanti tanpa SENSOR seeeeedikitpun !!

Dan hanya mereka yang berakting sesuai dengan SKENARIO AL-Qur'an & Hadits lah yang akan mendapatkan Reward PIALA SURGA AWARDS yang diberikan langsung oleh ΔƖƖΔH SWT.

Mau...??

Ayo kita bersama perbaiki acting dan sampaikan juga pesan ini buat Aktris &Aktor yang lain yaaa...?!

Selamat berjuang...
Semoga semua, kita dan orang2 tersayang juga mendapatkan PIALA SURGA AWARDS..... Do the best :)




Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh



~GoresanPena~

Wednesday 8 February 2012



Berapa banyak kamu punya teman?
Teman main dirumah? Teman di kampus dulu ? Teman di kantor ? Teman di komunitas ? belum lagi teman-teman di jejaring social.Okelah,kita hidup di dunia instan sekarang,yang mencari teman dengan gampang cukup 'klik ' add dan weisssss..check friend list kamu deh pasti hampir ribuan,bayangkan dengan jaman dulu waktu jaman masih korespondesi via sahabat pena.

Tapi berapa banyak kamu punya sahabat yang benar-benar bisa diajak sharing,diskusi,dan seiman untuk melakukan hal-hal konyol dan tertawa bersama.kalau saya sih bisa dihitung dengan jari.

Kuantitas dan kualitas sahabat itu mana yang lebih penting yaa ?

Punya sahabat akrab berarti bersiap juga untuk menerima konsekwensi,diajak susah,diajak fun,mengalami slek dengan geng lain,bahkan bersiap disingkirkan ketika ternyata kita tidak lagi sejalan.
Well...,itulah yang sedang saya  alami sekarang.Ketika kita mulai menemukan chemistry bersahabat dengan satu orang,kesana-kemari hayuk,ngelakuin yang gokil-gokil asal tidak melanggar aturan,,hayuuuu,rating solider pun melesat naik begitu salah satu bermasalah.toleransi begitu tinggi..bla..bla...bla.

Tetapi ketika kita bersinggungan dengan satu hal,beda pendapat,egoistis,bahkan bertemu teman lain yang lebih mumpuni wuiiihhhh...nilai solidaritas,nilai kebersamaan,nilia toleransi pun terjun bebas,berkurang sedikit sedikit atau seperti nilai rupiah terhadap dollar yang kadang naik kadang turun alias angot-angotan.

Jadi sebenarnya nilai sahabat yang berkualitas tuh yang seperti apa?

Saya sendiri belum tahu.

Ada yang bisa ngasih tau








Goresan Pena



Persahabatan sering berakhir dengan cinta
Tetapi cinta kadang berakhir BUKAN dengan persahabatan

Kita harus sedikit menyerupai satu sama lain
untuk mengerti satu sama lain
Tetapi kita harus sedikit berbeda
Untuk mencintai satu sama lain

Cinta yang belum matang berkata:
"Aku cinta kamu karena aku butuh kamu"
Cinta yang sudah matang berkata:
"Aku butuh kamu karena aku cinta kamu"

Jika kita mencintai seseorang
Berusahalan untuk tampil apa adanya
karena Cinta sejati selalu dapat
Menerima Kelebihan dan Kekurangan

Bahagialah bagi orang yang mengerti akan arti cinta,
Karena Cinta itu akan memberikan warna bagi kehidupannya

Cinta yang teramat besar kadang dapat membuat kita
tak bisa mencintai lagi

Setetes kebencian di dalam hati
Pasti akan membuahkan penderitaan
Tapi setetes cinta di dalam relung hati
akan membuahkan kebahagiaan sejati

Kalahkan Kemarahan dengan Cinta Kasih
Kalahkan Kejahatan dengan Kebajikan
Kalahkan kekikiran dengan Kemurahan Hati
Kalahkan Kesombongan dengan Kejujuran...

Tuesday 24 January 2012



Kalau ditanya berapa kali kita harus shalat dalam satu hari semua orang muslim termasuk saya menjawab lantang 5 waktu. Bahkan tanpa ditanya, dengan fasih kita menjawab maghrib, isya, shubuh, dzuhur dan ashar.

Esensi dari shalat menurut saya adalah kita bertemu Allah, menyatakan komitmen keimanan kita, berdoa memohon perlindungan, meminta rezeki yang berkah, memohon ampunan atas kesalahan yang kita buat dan meminta agar selalu dibimbing di jalan yang benar. Kegiatan luar biasa yang kita lakukan setidaknya 5 kali sehari.

Dalam shalat ada perkataan sangat indah, yang isinya seperti ini. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Beberapa waktu lalu ada teman saya baru selesai shalat langsung buka netbook. Saat saya bilang." Weih hebat update terus nih blog nya." Dia menjawab sambil nyengir." Kagak gue lagi nyari video anggota dewan sama cewek "......"

"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Orang yang hidupnya hanya untuk Tuhan apakah akan mendownload video mesum?

Ada teman saya yang lain di tempat kerja sebelumnya, orang yang sangat rajin shalat. Sejauh yang saya lihat dia tidak pernah meninggalkan shalat satu kalipun. Suatu saat dia pernah ditegur oleh team leadernya karena tidak mem follow up permasalahan nasabah padahal dia sudah berjanji pada nasabah tersebut. Saya mendengar dia berkomitmen pada team leadernya bahwa dia akan segera menyelesaikan masalah itu. Saat dia duduk disebelah saya, dia berbisik," Sebenernya gue tadinya nggak akan memfollow up nasabah itu, abisnya nasabahnya galak, brengsek dan bloon." Saya tersenyum dan teringat ucapan indah....

"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Bukankah berbohong dan tidak menepati janji adalah hal yang tidak disukai Allah. Apakah orang yang matinya hanya untuk Allah akan melakukan hal yang dibenci Allah?

Ada cerita lucu ketika saya kuliah. Saat itu sahabat saya terlihat sangat buru buru ketika melakukan shalat. Saat membereskan sajadah dia berkata. "Gue lupa ngasih makan nyamuk Aedes sp." Teman saya yang lain mengingatkan. "Akhi, Inna shalati wanusuki wama yahya wama mati lillahi rabbil alamin."
"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."
Sehabat saya bengong," Bener juga yah, tapi udah tanggung." Ucapnya kemudian sambil ngacir ke Lab.

Orang yang berkata sesungguhnya nafasku hanya untukmu Allah, tapi tindakannya mengatakan ada yang lebih penting dari bertemu denganmu Allah yaitu ngasih makan nyamuk penelitian saya.
Apakah sahabat saya itu tidak membohongi Allah?

Dan saya sendiri hari ini baru melakukan shalat isya 15 menit yang lalu tepatnya jam 01.15 menit dini hari.
Shalat isya sebenarnya bisa dilakukan 6 jam sebelumnya, tetapi karena sibuk mendaftarkan situs ini di beberapa situs social bookmarking Indonesia, saya menundanya.
Lalu tanpa malu saya menghadap Allah dan berkata "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."
Luar biasa bukan.

Apakah kita akan selalu membohongi Allah yang maha tahu. Lalu tidak malukah kita saat kita berkata. "Ya Allah kenapa aku merasa rezekiku begitu jauh, cobaan untukku begitu berat padahal aku selalu shalat lima waktu."

Untung saja Allah Maha pemaaf, Maha pengasih dan penyayang. Kalau saya jadi Allah. Orang yang tukang bohong, selalu melanggar komitmen dan tidak punya malu seperti saya, mungkin sudah saya ceburkan ke samudra hindia. Tapi toh Allah malah memberikan waktu kepada saya untuk membuktikan bahwa saya adalah orang seperti yang saya ucapkan saat saya shalat. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Pertanyaannya sampai kapan kita akan selalu membohongi Allah ?

Semoga tulisan ini bermanfaat





By Ardian

Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.

Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik.

“Korannya bu !”seru Umar berusaha mengalahkan suara air hujan.

Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran. Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.

“Mau koran yang mana bu?, tanya Umar dengan riang.
”Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca”, jawab si ibu.

Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima, ”Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.

Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu ”Udah miskin sombong!”. Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau. Meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya.Umar berlari lagi ke pinggir, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir-butir air yang masih menempel. Sambil termenung dia menatap nanar rintik-rintik hujan di depannya, ”Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku”, gumamnya lemah.

Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar.Tiba-tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut-sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,”Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk”, dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil. Umar dengan langkah cepat menghampiri laki-laki yang ada di mobil. ”Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan”, pinta Umar dengan penuh harap. Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil di depannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya.

“Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau”
”Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?, tanya Umar sekali lagi.”Bbbbbooolehh”, jawab pria tersebut dengan tertegun. Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.

Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk di dekatinya Umar.

”Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang?, dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil di depannya dengan penuh perasaan kasihan.”Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya ”, jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.

Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa. ”Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya”.Si anak kecil tersenyum dengan manis,
”Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus.”

”Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran di mana aku yang akan mentraktirnya”, ujar sang laki-laki dengan nada agak tinggi karena merasa anak di depannya berfikir keliru.

Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh,”Bapak!, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya”, Umar memperbaiki posisi duduknya dan berkata kembali, ”Dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari.”Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki di depannya untuk berpamitan. Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali,”Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya”.

Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil di depannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.”Ternyata bukan dia yang harus dikasihani, Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini”