Pages

Tuesday 24 January 2012



Kalau ditanya berapa kali kita harus shalat dalam satu hari semua orang muslim termasuk saya menjawab lantang 5 waktu. Bahkan tanpa ditanya, dengan fasih kita menjawab maghrib, isya, shubuh, dzuhur dan ashar.

Esensi dari shalat menurut saya adalah kita bertemu Allah, menyatakan komitmen keimanan kita, berdoa memohon perlindungan, meminta rezeki yang berkah, memohon ampunan atas kesalahan yang kita buat dan meminta agar selalu dibimbing di jalan yang benar. Kegiatan luar biasa yang kita lakukan setidaknya 5 kali sehari.

Dalam shalat ada perkataan sangat indah, yang isinya seperti ini. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Beberapa waktu lalu ada teman saya baru selesai shalat langsung buka netbook. Saat saya bilang." Weih hebat update terus nih blog nya." Dia menjawab sambil nyengir." Kagak gue lagi nyari video anggota dewan sama cewek "......"

"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Orang yang hidupnya hanya untuk Tuhan apakah akan mendownload video mesum?

Ada teman saya yang lain di tempat kerja sebelumnya, orang yang sangat rajin shalat. Sejauh yang saya lihat dia tidak pernah meninggalkan shalat satu kalipun. Suatu saat dia pernah ditegur oleh team leadernya karena tidak mem follow up permasalahan nasabah padahal dia sudah berjanji pada nasabah tersebut. Saya mendengar dia berkomitmen pada team leadernya bahwa dia akan segera menyelesaikan masalah itu. Saat dia duduk disebelah saya, dia berbisik," Sebenernya gue tadinya nggak akan memfollow up nasabah itu, abisnya nasabahnya galak, brengsek dan bloon." Saya tersenyum dan teringat ucapan indah....

"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Bukankah berbohong dan tidak menepati janji adalah hal yang tidak disukai Allah. Apakah orang yang matinya hanya untuk Allah akan melakukan hal yang dibenci Allah?

Ada cerita lucu ketika saya kuliah. Saat itu sahabat saya terlihat sangat buru buru ketika melakukan shalat. Saat membereskan sajadah dia berkata. "Gue lupa ngasih makan nyamuk Aedes sp." Teman saya yang lain mengingatkan. "Akhi, Inna shalati wanusuki wama yahya wama mati lillahi rabbil alamin."
"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."
Sehabat saya bengong," Bener juga yah, tapi udah tanggung." Ucapnya kemudian sambil ngacir ke Lab.

Orang yang berkata sesungguhnya nafasku hanya untukmu Allah, tapi tindakannya mengatakan ada yang lebih penting dari bertemu denganmu Allah yaitu ngasih makan nyamuk penelitian saya.
Apakah sahabat saya itu tidak membohongi Allah?

Dan saya sendiri hari ini baru melakukan shalat isya 15 menit yang lalu tepatnya jam 01.15 menit dini hari.
Shalat isya sebenarnya bisa dilakukan 6 jam sebelumnya, tetapi karena sibuk mendaftarkan situs ini di beberapa situs social bookmarking Indonesia, saya menundanya.
Lalu tanpa malu saya menghadap Allah dan berkata "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."
Luar biasa bukan.

Apakah kita akan selalu membohongi Allah yang maha tahu. Lalu tidak malukah kita saat kita berkata. "Ya Allah kenapa aku merasa rezekiku begitu jauh, cobaan untukku begitu berat padahal aku selalu shalat lima waktu."

Untung saja Allah Maha pemaaf, Maha pengasih dan penyayang. Kalau saya jadi Allah. Orang yang tukang bohong, selalu melanggar komitmen dan tidak punya malu seperti saya, mungkin sudah saya ceburkan ke samudra hindia. Tapi toh Allah malah memberikan waktu kepada saya untuk membuktikan bahwa saya adalah orang seperti yang saya ucapkan saat saya shalat. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu Allah."

Pertanyaannya sampai kapan kita akan selalu membohongi Allah ?

Semoga tulisan ini bermanfaat





By Ardian

0 Comments:

Post a Comment