Pages

Thursday 22 December 2011


Anakku ...ketika aku semakin tua,
Aku berharap kamu memahami,dan memiliki kesabaran untukku
Saat ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup di atas meja
Lantaran penglihatanku yang kian pudar, aku berharap kamu tidak memarahiku
Ketahuilah orang tua sepertiku sensitif jiwanya, selalu merasa bersalah jika kamu membentak

Ketika pendengaranku semakin hilang
Dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan
Aku berharap kamu tidak memanggilku TULI.
Mohon diulangi apa yang kamu katakan atau tuliskan untukku
Maaf, anakku . . aku semakin tua

Ketika lututku mulai lemah, aku berharap kau miliki kesabaran
Untuk membantuku berdiri, sebagaimana aku selalu membantumu,
Sewaktu kamu masih kecil dan bertatih

Aku mohon jangan pernah bosan denganku, ketika aku terus mengulangi apa yang aku katakan umpama kaset yang rusak,
Aku berharap kamu terus mendengar bicaraku
Jangan sesekali mengejekku atau bosan tuk mendengarkan suaraku ...
Apakah kamu ingat waktu kamu masih kecil dan kamu inginkan sebuah balon ???
Kamu ulangi permintaanmu berulang-ulang kali, sehingga kamu dapat apa yang kamu inginkan

Maafkan juga bauku ..bau insan yang sudah tua
Aku mohon jangan memaksaku untuk mandi..tubuhku lemah sekali
Orang tua sepertiku mudah sakit kerana kedinginan
Aku jua berharap aku tidak jijik di matamu
Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ???
Aku selalu mengejarmu kerana kamu enggan mandi,
Anakku, aku menagih kesabaranmu terhadapku ...

Aku harap kamu bersabar ketika aku selalu lemah ...lantaran fitrah seorang tua ..
Kamu akan pasti mengerti jika kamu melaluinya kelak

Jika kamu memiliki waktu luang, aku berharap kita bisa berbicara
Walau hanya beberapa minit
Kerana aku kesunyian sepanjang waktuku, tiada teman untuk berbicara,
Aku tahu kesibukan kerjamu
Jika kamu tidak berminat dengan bicaraku sekalipun
Aku mohon luangkan waktumu bersamaku ...
Apakah kamu ingat waktu kamu masih kecil ...
Aku selalu mendengar apapun bicaramu, tentang segala alat mainanmu ...

Maaf, ketika saatnya tiba ...saat aku hanya terbaring kesakitan
Ketika aku tidak mampu mengurus diriku
Aku berharap kamu memiliki kesabaran untuk menjagaku..
Untuk saat-saat terakhir dalam hidupku

Aku mungkin tidak akan hidup lebih lama ...
Ketika kematian menjemputku, aku berharap kamu selalu bersamaku,
Dan memberikan kekuatan untukku menghadapinya

Dan jangan kamu bimbang wahai anakku ...
Pada Sang Pencipta ...aku akan memohon Kepada-Nya ..
Agar sentiasa memberkatimu

Kami menyayangimu, Terima kasih atas segala perhatianmu ...
Kami selalu mencintaimu sepenuh kasih sayang yang mendalam


Dedicate 4 my ♥♥ Wisnu, Pangestu, Afif ♥♥
              my nephew abang salif , ade'hamem



~milis sebelah

Wednesday 2 November 2011


Inspiring story...

Suatu hari saya naik angkutan kota dari Darmaga menuju Terminal Baranangsiang, Bogor.
Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Didlm angkot duduk 7 penumpang, termasuk saya. Masih ada 5 kursi yg blm terisi.

Di tengah jalan, angkot2 saling menyalip utk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan aneh. Di depan angkot yg kami tumpangi, ada seorang ibu dengan 3 org anaknya berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yg berhenti dihadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkot itu melaju kembali.

Kejadian ini terulang beberapa kali.
Ketika angkot yg kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya "Dik, lewat terminal bis ya?", supir tentu menjawab "ya".
Yang aneh ibu tidak segera naik. Ia bilang "tapi saya dan ke 3 anak saya tdk punya ongkos." Sambil tersenyum, supir itu menjawab "gak papa Bu, naik saja", ketika si Ibu tampak ragu2, supir mengulangi perkataannya "ayo bu, naik saja, tidak apa-apa "

Saya terpesona dgn kebaikan Supir angkot yg masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba utk mncari penumpang, tapi si Supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya utk ibu & anak2nya.

Ketika sampai di terminal bis, 4 penumpang gratisan ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Supir.
Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dgn uang Rp 20rb.

Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.4rb)
Pria ini bilang bahwa uang itu utk ongkos dirinya & 4 penumpang gratisan tadi. "Terus jadi orang baik ya, Dik " kata pria tsb kepada sopir angkot muda itu

Sore itu saya benar2 dibuat kagum dgn kebaikan2 kecil yg saya lihat. Seorang Ibu miskin yg jujur, seorang Supir yg baik hati, dan seorang penumpang yg budiman.
Mereka saling mendukung utk kebaikan... :)

Wednesday 19 October 2011


KISAH INSPIRATIF UNTUK PARA ISTRI DAN SUAMI



Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!


Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.


DPW PKS DIY

Wednesday 12 October 2011


Terima kasih untuk hal-hal yang ‘gak enak’, Ya Allah…
karena mereka malah membuatku semakin bersyukur atas hal kecil dan sederhana yang mungkin terlupa…

Terima kasih untuk kejadian yang menyedihkan,Ya Allah…
karena oleh mereka aku jadi makin dekat pada-Mu dan mampu menghargai hal-hal yang membahagiakan…

Terima kasih untuk setiap kegagalan,Ya Allah…
karena dari mereka aku belajar menghargai kesuksesan yang Kau izinkan mampir di hidupku…

Terima kasih untuk setiap kehilangan, Ya Allah…
karena aku semakin sadar bahwa hidup ini sementara yang abadi hanya diri-Mu

Terima kasih untuk setiap kemalangan, Ya Allah…
karena dari situlah aku belajar berdiri tegar tidak selalu mudah namun bisa terjadi dengan bimbingan-Mu.

Terima kasih untuk setiap kekuatiran,Ya Allah….
karena dengan demikian, aku datang dan membawa mereka pada-Mu sambil menyerahkan kehidupanku seutuhnya ke dalam tangan-Mu

Terima kasih untuk setiap kesukaran dan permasalahan,Ya Allah…
karena dengan adanya mereka aku belajar berusaha mencari solusi kreatif sekaligus berserah pada-Mu…

Terima kasih untuk semua yang ‘gak enak’ itu Ya Allah…
karena hidup bukanlah melulu kemapanan ataupun kenyamanan
namun juga proses pembelajaran…

Terima kasih,Ya Allah untuk itu semua…
karena kutahu, Kaubertujuan agar aku terus naik kelas dalam sekolah kehidupan bersama-Mu.

Thursday 6 October 2011


Sayangku Reza,

Kemarin malam kamu bertanya pada ibu, "Apakah berat menjadi seorang ibu?"

Kamu lihat sendiri, malam itu ibu harus buru-buru menyiapkan makan di meja, dimana satu telinga mendengarkanmu, sementara telinga yang lain menangkap suara adik-adikmu yang berisik sedang berdebat di gudang.

Waktu itu ibu menjawab, "Kadang-kadang ya, tetapi semuanya berharga. Sekarang pergi dan cari mainan sendiri." Jawaban ibu terlihat buru-buru dan sembarangan, tetapi kamu cukup puas mendengarnya.

"Bagus," kamu berkata. "Karena saya ingin menjadi seperti ibu saat besar nanti." Dan dengan senyum lebar kamu menghilang untuk bergabung dengan suara ribut adik-adikmu di gudang.

Setelah kamu tidur, ibu memikirkan lagi pertanyaanmu dan jawaban yang ibu katakan. Memang benar, menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang berat. Kadang-kadang sangat berat.

Ibu hanya punya waktu beberapa tahun (walaupun kadang terasa seperti selamanya) untuk mengajarimu menyeberang jalan dan memakai helm saat bersepeda. Mengajar untuk bisa mengucapkan "terima kasih" atau menjawab telpon dengan benar.

Menjadi seorang ibu berarti menjadi seorang pelindung, pengelola, wasit, kepala juru masak dan pencuci botol. Daftarnya bisa sangat panjang dan tanggung jawabnya seolah tidak ada habisnya. Tapi tiap hari ibu harus membuat pilihan terhadap semuanya itu: seharian penuh dengan rintangan atau menyingkirkan semua beban itu dengan menganggapnya sebagai suatu kesempatan yang menantang.

Sangat mudah untuk melihat semua rintangan itu.

Pegangan tangga penuh bekas tangan. Noda di karpet. Jaring laba-laba di sudut rumah. Boneka berdebu di bawah tempat tidur. Mainan yang berserakan. Sampah yang bau. Hidung ingusan. Rambut gimbal. Kaus kaki bolong. Makanan basi.

Jika masalah itu melimpah, hari-hari ibu sangat berat dan penuh air mata. Pada hari itu ibu memakai baju yang lusuh, karena jika tidak terkena muntahan si kecil, kamu mengoleskan tangan kotormu di baju ibu. Akhirnya setelah sepanjang hari yang melelahkan ibu mencoba tidur singkat di tengah malam, tetapi kadang masih terdengar suara teriakan dari kamar kalian, "Bu, kasurnya basah. Rayhan ngompol."

Akan tetapi jika ibu memandang itu semua sebagai suatu kesempatan, maka segala sesuatu menjadi terasa indah dan menyenangkan.

Tepukan di punggung atau kepala kalian menyandar di bahu ibu. Tenda yang kalian buat di ruang makan. Pengumuman bahwa pameran lukisan dibuka dengan pajangan gambar tangan anak-anak umur empat tahun. Diskusi rahasia di gudang untuk membuat taktik bagaimana caranya memata-matai ibu. Sentuhan di tangan ibu di tengah malam dan suara kalian berkata, "Apa malam ini saya bisa tidur di sini bersama ibu?"

Ibu suka tertawa saat melihat mulutmu belepotan krim coklat, karena ibu tahu kamu paling suka kue brownis yang baru saja diangkat dari oven. Ibu juga bisa tersenyum saat menemukan sarung tangan yang basah kuyup, karena ibu tahu bahwa kamu sangat bangga dengan benteng salju yang kalian buat di halaman belakang.

Hari-hari ibu penuh dengan kejutan dan hal-hal yang menantang. Ibu sering berbicara sendiri untuk membangkitkan semangat: Ya, ibu bisa berjaga tengah malam sekali lagi untuk mengurus adikmu yang masih bayi - dia baunya sedap. Ya ibu bisa membaca tulisan 'Kucing di kepala' sekali lagi - saat dia tertidur di gendongan ibu. Ya - ibu bisa mendengar sekali lagi pertengkaran kalian tanpa kehilangan kesabaran karena ibu tahu suatu hari kalian akan menjadi sahabat yang baik satu dengan yang lain.

Kemarin malam, setelah makan selesai, kalian bertiga segera berlari ke ruang keluarga dengan rencana yang hebat untuk membuat sebuah benteng terbesar dari Lego. Kalian begitu saja melupakan pertengkaran selama makan malam.

Kemudian dari balik bungkusan koran kalian membawa potongan kayu bakar ke dalam rumah. "Kita perlu banyak kayu bakar," kamu memberi tahu ibu, "Karena kami akan membuat api unggun yang sangat besar." Kemudian kamu masukkan semuanya ke perapian dan mulai menyanyi di depan adik-adikmu.

Ibu mendengar suara gemeretak kayu yang terbakar, dan debu beterbangan dari nyala api yang keluar dari lubang perapian. Melihat itu ibu tahu bahwa sukacita menjadi seorang ibu jauh lebih besar dari tantangan yang harus ibu hadapi.

Apakah berat menjadi seorang ibu? Kadang-kadang.

Apakah menyenangkan? Selalu.

Sayang kalian selalu,
Ibu




Source : unknown/mail archive

Saturday 13 August 2011


Jika membahas tentang cinta pasti sabar harus di ikutsertakan…

tak ada cinta yang tak butuh ke sabaran…

tak ada cinta yang tak membutuhkan ke ikhlasan dan perjuangan..

bukan pihak ke 3-lah (jika ada) yang menjadi musuh terbesar dalam hubungan 2 insan manusia tetapi melawan diri sendirilah yang butuh perjuangan dan di sertai dengan kesabaran..

cinta tanpa kesabaran tak akan pernah ada.. jikalau ada tak akan pernah bertahan lama.. itu benar..

saling percaya adalah salah satu bentuk kesabaran.. tanpa adanya rasa sabar tak akan ada percaya..lidah itu tak bertulang! logika itu tak berujung! semua ada kemungkinannya

saling memahami butuh kesabaran… tak akan mungkin ada perasaan saling memahami tanpa di dasari oleh kesabaran.. karena tanpa kesabaran yang ada hanya salah paham belaka..

saling menyanyangi mengajari cara bagimana memposisikan kesabaran di atas segala galanya…

tanpa kesabaran cinta tak akan hadir..

tanpa kesabaran cinta hanya nafsu belaka..

tanpa kesabaran.. cinta hanya akan menjadi penyakit…

maka.. jika kau menginginkan cinta.. bersabarlah.. cinta akan datang padamu tanpa dicari..

SubhanAllah…






~kompasiana~

Saturday 23 July 2011


Hypocrite...

Ketika apa yang kamu ucapkan, gak sama dengan yang kamu pikirkan.. dengan yang kamu rasakan..

Hypocrite..

Ketika kamu gak tau, mana yang harus dilakukan; Menyembunyikan suatu kebenaran atau berkoar-koar ngasih tau orang-orang tentang apa yang benar-benar kamu rasain, kamu pikirin..

Hypocrite..

Ketika kamu menyembunyikan kebenaran, tapi hati kamu nyesek, sakit, karena cuma kamu yang tau.. kamu aja yang ngerasain..

Hypocrite..

Ketika hati kamu menampung semua kebenaran tanpa ada seorangpun yang tau, selain kamu..

Hypocrite..

Ketika kamu berusaha bilang dan meyakinkan dirimu, "Aku gak cinta sama dia! Aku gak sayang dia!"

Padahal hatimu sendiri yang udah bilang, kamu sayang dia.. kamu suka dia.. kamu dan dia ada di benak kamu..

Kemunafikan susah ditepis.. Dihilangkan? Tidak bisa.

Memang gak semua hal bisa 'dilepas'.

Apalagi bila kebenaran itu memang sulit diterima.

Kadang malu untuk mendekati tabir kebenaran.

Kadang takut membuka pintu kebenaran.

Sulit untuk bilang dan mengungkapkan.

Dalamnya lautan dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tau?

Biarkan jadi rahasia alam. Bagian dari misteri cinta.

Kalau jodoh, kita pasti ketemu lagi. Atau bahkan mungkin bersatu.

Untukmu sobat, saya punya saran...

Secepatnya ungkapin. Jangan terlalu lama jadi hypocrite.

Sayangnya, untukku, ini hal yang sulit..

Rahasia dan misteri ini, cukup saya dan Tuhan yang tau.

Berikan saya waktu sebentar...

...untuk jadi seorang hypocrite.




~CurahanHati~


Cinta adalah ketika ayah dan ibu saling bahu-membahu untuk kelangsungan aku hidup..

Cinta adalah ketika perjuangan berbuah senyum di bibirku, kamu dan orang lain..

Cinta adalah ketika jasmani "tak terlihat" dan rohani memancarkan keindahannya..

Cinta adalah ketika semua berubah dengan mudah..

Cinta adalah ketika semua hal kamu hadapi dengan ceria..

Cinta adalah ketika panasnya api, dinginnya air, kencangnya angin dan kuatnya goncangan di bumi tak terasa lagi di tubuh..

Cinta adalah ketika kamu jadi pintar merangkai kata..

Cinta adalah ketika kebahagian datang pula bersama kegetiran..

Cinta adalah ketika kamu mau menemani dia di saat apapun..

Cinta adalah ketika sebuah lagu tercipta, sebuah puisi dibuat, sebuah gambar terlukis indah..

Cinta adalah ketika kamu mau menemani dia kapanpun, dimanapun, bagaimanapun..

Cinta adalah ketika sakit itu terasa menyenangkan..

Cinta adalah ketika semua orang tersenyum bahagia..

Cinta adalah ketika luka sembuh seketika..

Cinta adalah ketika pelangi muncul sehabis badai..

Cinta adalah ketika alam hidup serasi dengan makhluk hidup dalam harmoni..

Cinta adalah ketika namamu dan nama dia terukir, dimanapun itu, entar di hatimu atau hanya di sebongkah kayu..

Cinta adalah ketika ayah mau lelah bekerja untuk aku makan tiap harinya..

Cinta adalah ketika ibu masih tersenyum melihat aku yang nakal..

Cinta adalah rasa yang random, abstrak, absurd, dan macem-macem..

Cinta adalah virus. Tak bisa di bunuh, tak bisa di hilangkan, mudah menyebar antar manusia..

Cinta adalah ilmu yang akan membawamu ke arah yang jauh lebih mature, lebih dewasa..

Cinta adalah ketika gelap itu terang..

Cinta adalah ketika perkelahian diakhiri dengan pelukan kasih sayang..

Cinta adalah seni. Keindahan yang sulit dilukiskan, kegetiran yang sulit dilagukan, kegalauan yang sulit diukir..

Cinta adalah kehangatan..

Cinta adalah awal dari adanya aku, kamu dan semua orang..

Cinta awal dari kontak fisik yang lebih dari sekedar nikmat..

Cinta adalah ketika satu tatapan darinya memiliki berjuta makna..

Cinta adalah ketika waktu bisa terasa cepat, bisa pula terasa lambat..

Cinta adalah bentuk rasa syukur manusia kepada Allah SWT..

Cinta adalah penghancur sekat pemisah..

Cinta adalah bunga diantara duri-duri dan semak belukar, seperti mawar..

Cinta adalah kelelahan tak berujung, namun akan tetap di lakukan..

Cinta adalah ekstasi, efeknya euforia, suka bicara sendiri dan ketagihan..

Cinta adalah kebersamaan, solidaritas, kehangatan antara lebih dari seorang manusia..

Cinta adalah ketika kawan-kawanku menangis bersamaku, tertawa bersamaku, takut bersamaku dan berani pula bersamaku..

Cinta adalah ketika perbedaan melebur jadi satu..

Cinta adalah ketika rasa senang, berubah jadi sakit, berakhir jadi bahagia..

Cinta adalah ketika suara hati menuntunmu ke arah yang lebih baik..

Cinta adalah ketika sabar menjadi sebuah rutinitas..

Cinta adalah ketika kamu menerima kekurangan dan kelebihan..

Cinta adalah rasa yang dapat dirasakan antar siapa saja..

Cinta adalah dusta yang gagal, mau semunafik apa kamu akan tetap cinta!

Cinta adalah ketika Google-pun tak tau cara untuk menyelesaikan masalah-masalah​nya..

Cinta adalah kerumitan rasa yang sulit ditepis..

Cinta adalah ketika sebuah suara dapat membuatmu bergetar..

Cinta adalah ketika tatapan mata menjadi senapan berisi peluru bius..

Cinta adalah sesuatu yang dapat membuat kamu berlebihan..

Cinta adalah ketika pengalaman dan pengamatan tidak dibutuhkan..

Cinta adalah ketika nyeri ditubuh hilang seketika..

Cinta adalah ketika suka, sayang, nafsu dan kasih berpadu menampilkan sebuah harmonisasi dinamis..

Cinta adalah teknologi canggih yang membantu jutaan manusia di bumi..

Cinta adalah ketika perputaran roda kehidupan bisa dengan tegar kau hadapi..

Cinta adalah ketika batas hancur di matamu..

Cinta adalah ketika mimpi yang kamu percayai dapat kamu wujudkan benar-benar kau wujudkan..

Cinta adalah ketika kata, angka dan logika tidak cukup kuat untuk menjelaskannya.​.

Cinta adalah ketika semua hal itu mungkin..

Cinta adalah ketika kebahagiaan dapat kamu sebarkan..

Cinta adalah hak manusia, kewajiban manusia dan perasaan natural manusia..

Cinta adalah ketika jabatan tak nampak di mata..

Cinta adalah ketika kau tak bisa melupakan suatu keindahan luar biasa..

Cinta adalah ketika gravitasi bernilai 0

Cinta adalah ketika kamu tersenyum dengan ceria dan sangat semangat..

Cinta adalah makanan, minuman, sandang, tempat berteduh, pokoknya sebuah kebutuhan..

Cinta adalah sesuatu yang tidak dapat terdefinisi, tidak ada definisi cinta!

Cinta adalah ketika kamu merasa tulisan ini benar, sekaligus salah..

Cinta adalah ketika 5000
karakter tidak cukup banyak untuk menjelaskannya.​.

Cinta adalah umum, universal, kebebasan yang melingkupi semuanya..

Cinta adalah ketika kamu membaca tulisan ini semua yang ada dipikiranmu hanya dia...




milis

Friday 1 July 2011


Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi,

Allah memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Allah hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Allah telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.

Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu saja.”

Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Allah menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping. Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.

Allah ciptakan 100 bagian kasih sayang.
99 disimpan disisinya dan hanya 1 bagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya karena takut anaknya terpijak.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !

Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka

Kata bijak cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.

Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Allah  yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.

Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah.Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh. Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.(Dale Carnagie)

Thursday 23 June 2011



Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Wahai anakku tercinta.
Tetapkanlah Islam sebagai agamamu.
Tetapkanlah Allah sebagai Tuhanmu, dan tiada yg lain selain Dia.
Tetapkanlah Muhammad sebagai Nabi dan Rasulullah.
Tetapkanlah Al Qur`an sebagai kitab dan penuntunmu.

Wahai cahaya hatiku.
Ucap dua kalimah syahadat disetiap desah nafasmu.
Sembahyanglah lima waktu dalam hari harimu.
Berpuasalah sebulan dalam bulan Ramadhan.
Tunaikanlah haji ke Baitullah Rumah Allah jikalau kau mampu.
Tunaikanlah zakat selagi kau mampu.
Jangan lupakan Infaq Shadakah dan menyantuni mereka yg tidak mampu.

Wahai pelitaku
Beriman selalu hanya kepada ALLAH SWT
Berimanlah bahwa Allah telah menciptakan Malaikat-malaikat
Berimanlah bahwa Allah telah menciptakan Kitab-kitab Al Qur`an dan kitab kitab sebelumnya
Berimanlah kepada nabi dan Rasul rasul
Yakinlah dan Berimanlah akan adanya Hari Kiamat
Yakinlah dan Berimanlah kepada Qada dan Qadar

Wahai pesona jiwaku.
Hidupmu kelak akan lebih keras dan berat.
Lebih keras dan berat dari kehidupan kami orangtuamu.
Maka bekalkanlah dan perkuat keimanan dan ketaqwaan.
Agar kalian selamat sampai ditujuan hidupmu kelak.

Wahai penyempurna hidupku.
Ingatlah dan camkanlah beberapa hal
Bahwa yang singkat itu WAKTU,
Yang dekat itu MATI,
Yang besar itu NAFSU,
Yang berat itu AMANAH,
Yang sulit itu IKHLAS,
Yang mudah itu BERBUAT DOSA
Yang abadi itu AMAL KEBAJIKAN,
Yang akan di investigasi itu AMAL PERBUATAN,
Yang jauh itu MASA LALU.
Persiapkanlah dirimu untuk semua hal itu.

Wahai masa depanku.
Hiduplah demi akhiratmu
karena itu yang akan abadi kekal selamanya
Janganlah kalian hidup demi duniamu
karena itu hanya semu dan bakal termakan waktu

Wahai permataku,
Doa orangtuamu selalu menyertaimu.
Semoga Allah selalu membimbingmu.
Semoga Allah selalu meridhoimu.
Semoga Allah selalu mendampingimu.
Dalam setiap langkahmu, doamu dan dalam semua kehidupanmu..

آمِيّنْ...آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh




“Beginilah aku, Klo kamu emang bener-bener sayang sama aku, berarti kamu harus terima aku apa adanya!!!”.

Tentunya kalimat di atas bukan sebuah kalimat yang asing lagi di telinga kita khan??? Jika direnungi lebih dalam, ternyata satu kalimat yang cukup familiar di kalangan sejoli yang sedang kasmaran ini, memiliki makna yang daaaleeem banget. Terkadang, seorang kekasih yang tiba-tiba ditodong dengan kalimat pamungkas ini, lamgsung klepek-klepek. Dan tanpa berfikir panjang lagi, kekasih itupun menjawab…”Gw cinta lo apa adanya. Apapun dan gimanapun keadaan lo, gw akan tetap mencintai dan nerima lo apa adanya” Uuugh Basi Buanget!

Buat kamu-kamu yang belum sempat ketiban kalimat pamungkas ini, ada renungan yang cukup bagus neh buat kamu. Lumayan lhooo…kan bisa buat bahan pertimbangan kamu seandainya nanti kamu ketiban kalimat ini juga.

“Beginilah gw, Klo lo emang bener-bener cinta sama gw, berarti lo harus terima gw apa adanya!!!”. Klo Aku (penulis) sih akan jawab “Tergantung”.

Dalam diri manusia itu terdapat dua unsur, yaitu “baik dan buruk”. Di dalam dua unsur itu kemudian di bagi lagi menjadi dua, yaitu “Yang bisa dirubah  dan Yang tidak bisa dirubah (misal: penyakit bawaan yang tidak dapat disembuhkan)”. Nah…yang harus di waspadai tuh keburukan yang masih dapat dirubah. Misalnya, klo si dia  ternyata terinfeksi salah satu sifat ini: pemabuk, tukang nyolong, tukang bohong, doyan judi, mata keranjang, playboy, pemalas, dan segudang sifat jelek lainnya, apa kamu akan tetap nerima dia apa adanya? Kalo “iya”, berarti kamu lebih senang membiarkan orang yang kamu sayangi dalam keadaan rusak, membiarkannya terendam dalam lumpur kenistaan ketimbang berusaha untuk membuatnya dia jadi lebih baik.

Nah…makanya, jangan langsung bilang “iye” dulu! Karena, meskipun sekilas tampak sempurna…tapi sedikit demi sedikit pasti akan timbul keburukannya masing-masing. Ketika timbul keburukan itulah, ada baiknya saling mengoreksi, saling menerima, dan saling merubah menuju arah yang lebih baik. Dengan begitu, CINTA akan jadi lebih berguna, bukan sekedar kata (Hiks!). Namun, ketika menemukan keburukan yang memang sudah ditakdirkan untuk tidak bisa dirubah…pengertian dan saling menerima adalah jalan yang terbaik. Dengan kata lain, kamu boleh ngucapin kalimat pamungkas tadi.

Renungkan dulu apa-apa yang akan kamu ucapkan, dan renungkan pula jawaban yang akan kamu berikan. Jangan sampai salah kaprah, bisa-bisa malah menjerumuskan kita dan orang yang kita sayangi. Dwuuuh…sok tau banget sih, kaya dokter cinta ajah!

Tapi… setujukan....???

“Jadikan cinta menjadi lebih berguna”

Wednesday 22 June 2011




Menangislah...
Mungkin itulah kata yang tepat, untuk pertama kali saya ucapkan pada diri ini (jiwa dan ruh ini) ... Karena begitu 'menonjok'-nya nasihat dari salah satu sahabat Rasulullah SAW yang mulia ini.

"Duhai Allah yang Maha Mengampuni, ampuni aku.. Wahai Robb yang Maha Menyayangi, sayangi aku.."



---)|(---


Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan.
Keyakinan tinggal pemikiran, yang tidak berbekas pada perbuatan.
Banyak orang baik, tapi tidak berakal..

Ada orang berakal, tapi tidak beriman..

Ada yang berlidah fasih, tapi berhati lalai..

Ada yang khusyuk, tapi sibuk dalam kesendirian..

Ada yang ahli ibadah, tapi mewarisi kesombongan iblis..

Ada yang ahli maksiat, tapi rendah hati bagaikan sufi..

Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, dan..

Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat..

Ada yang murah senyum, tapi hatinya mengumpat..

Ada yang berhati tulus, tapi wajahnya cemberut..

Ada yang berlisan bijak, tapi tak memberi teladan..

Ada pezina, yang tampil jadi figur..

Ada yang punya ilmu, tapi tidak paham..

Ada yang paham, tapi tidak menjalankan..

Ada yang pintar, tapi membodohi..

Ada yang bodoh, tapi tak tahu diri..

Ada yang beragama, tapi tidak berakhlak..

Ada yang berakhlak, tapi tidak ber-Tuhan..

Lalu, diantara semua itu.. aku ada dimana?!

(ALI BIN ABI THOLIB, rodhiyaLLohu 'anhu)

Tuesday 21 June 2011

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


“Cinta”, layaknya makanan pokok, istilah yang satu ini tidak pernah pudar sepanjang jaman. Selalu hadir dimanapun dan kemanapun kita berpaling. Betapa Dahsyatnya Fitnah Cinta…. sehingga orang yang sedang dilanda cinta lazimnya akan terfokus untuk mendapatkan yang dicintainya. Akibatnya, tidak sedikit yang menjadi lalai dari mencintai Allah serta Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Patutkah kamu mengambil dia (iblis) dan turunan-turunannya sebagai wali selain daripada-Ku , sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS: Al-Kahfi: 50).

Sesungguhnya seseorang yang bercita-cita tinggi tidak akan terpengaruh oleh cinta yang bisa menghalangi ketenangan, membuat tidur tidak bisa nyenyak, membuat bingung akal pikiran, dan bahkan bisa membuat gila. Betapa sering terjadi seseorang yang sedang dimabuk cinta menghabiskan harta dan mengorbankan jiwa serta kehormatannya demi yang dicintainya. Bahkan ia rela mengorbankan agama dan dunianya.

Cinta sanggup membuat tuan menjadi pelayan, dan penguasa menjadi budak. Anda lihat, banyak orang yang sudah terlanjur masuk dalam jerat cinta ingin keluar darinya. Akan tetapi, hal itu mustahil. Betapa banyak fitnah cinta yang menjebloskan orang-orang yang bersangkutan ke dalam Neraka Jahim, menjerumuskan mereka pada siksa yang sangat pedih, dan membuat mereka meneguk air neraka yang panas mendidih. Wallahu A’lam

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


(Sumber Rujukan: ‘Uluwwul Himmah, oleh Muhammad Ismail Al-Muqoddam; )

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus.
Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga,
salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan.

Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak dengan cepat, sehingga ia tidak mungkin ia bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melempakan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa
memanfaatkannya."

Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup -
jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau
karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi
dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal
jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan
mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan
sesuatu. Allah sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa
mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.

" Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu gelandangan yang membutuhkan. "

Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik.
Mungkin memang pedih pada awalnya... mungkin butuh bulan berbilang tahun untuk menyeka bening yang terkadang masih mengalir....

Namun kebahagiaan memang tak selamanya... dan kesedihan takkan mengembalikan apa yang telah berlalu...

Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain


Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya.

" Semoga kita bisa menjadi orang yg ikhlas yang tetap masih bisa memberikan senyum terindah kita pada dunia".



Sumber internet

Monday 20 June 2011

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh




Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? jawabannya sederhana karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk ke rumah lagi. Dan kamu tau? di kampus, tempat saya seharian di sana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat ke depan ada perempuan berlenggok dengan seutas "TANK TOP", noleh ke kiri pemandangan "Pinggul Terbuka", menghindar ke kanan ada sajian "Celana Ketat plus You Can See", balik ke belakang dihadang oleh "Dada Menantang!" Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus memandang.

Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! tapi sayang, saya tidak mau hidup ini dibaluti dengan nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tetapi mereka adalah sosok yang anggun, mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lekas ditarik oleh pikiran "ngeres" dan hati pun menjadi keras.

Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tidak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang mempunyai niat untuk menarik laki-laki untuk memakai aset berharga yang mereka punya.

Istilah seksi kalau saya defenisikan berdasar katanya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang mempunyai fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi. Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? yaitu: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan.

Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang menyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda menjawabnya "Lelaki" bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di jaman sekarang ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan siksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya...? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana saya nanti mempertanggungjawabkannya? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.

Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menahan kemaluannya", yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nuur: 30-31)

Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak bisa pertanggungjawabkan nantinya. Jadi tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak lelaki yang mempunyai dilema seperti saya ini, mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tidak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemandangan yang anda tayangkan?

So, berjilbablah..... karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona, dan tentunya sejuk di mata.

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh




>Fr Millis<

Saturday 18 June 2011

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh



Berapa banyak kamu punya teman..? teman main dirumah..? teman di kampus dulu ..? teman di kantor.. ? teman di komunitas.. ? belum lagi teman-teman di jejaring social.

Okelah,kita hidup di dunia instan sekarang,yang mencari teman dengan gampang cukup 'klik ' add dan weisssss..check friend list kamu deh pasti hampir ribuan,bayangkan dengan jaman dulu waktu jaman masih korespondesi  via sahabat pena.

Tapi berapa banyak kamu punya sahabat yang benar-benar bisa diajak sharing,diskusi,dan seiman untuk melakukan hal-hal konyol dan tertawa bersama.kalau saya sih bisa dihitung dengan jari.

Kuantitas dan kualitas sahabat itu mana yang lebih penting yaa ?

Punya sahabat akrab berarti bersiap juga untuk menerima konsekwensi,diajak susah,diajak fun,mengalami slek dengan geng lain,bahkan bersiap disingkirkan ketika ternyata kita tidak lagi sejalan.well,itulah yang sedang saya  alami sekarang.Ketika kita mulai menemukan chemistry bersahabat dengan satu orang,kesana-kemari hayuk,ngelakuin yang gokil-gokil asal tidak melanggar aturan,,hayuuuu,rating solider pun melesat naik begitu salah satu bermasalah.Toleransi begitu tinggi..bla..bla...bla.

Tetapi ketika kita bersinggungan dengan satu hal,beda pendapat,egoistis,bahkan bertemu teman lain yang lebih mumpuni wuiiihhhh...nilai solidaritas,nilai kebersamaan,nilia toleransi pun terjun bebas,berkurang sedikit sedikit atau seperti nilai rupiah terhadap dollar yang kadang naik kadang turun alias angot-angotan.

Jadi sebenarnya nilai sahabat yang berkualitas tuh yang seperti apa?

Saya sendiri belum tahu...

Ada yang bisa ngasih tau...????



Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Thursday 28 April 2011


Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Pada saat kita bertemu dengan seseorang yang sempurna dan yang kita
cintai, di saat yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat.
Itu adalah kesempatan.

Saat kamu bertemu seseorang yang membuatmu tertarik.
Itu bukan pilihan.
Itu adalah kesempatan.

Selalu bersama dalam setiap waktu (dan banyak pasangan yang jadian karena
hal ini) bukanlah suatu pilihan.
Itu adalah kesempatan.

Perbedaannya adalah setelah semuanya itu terjadi... Kapan kau akan membawa
rasa cinta, suka, dan ketertarikan tersebut naik ke tingkat selanjutnya?

Ketika akal sehat kita kembali bermain, kita akan duduk dan menimbang
kembali apakah kita ingin melanjutkan hubungan tersebut atau melepaskannya.
Jika kau memilih untuk mencintai seseorang tersebut, meskipun dengan
segala kekurangannya, itu bukanlah kesempatan.
Itu adalah pilihan.

Disaat kau memilih untuk bersama dengan seseorang, tidak peduli dengan hal lainnya.
Itu adalah pilihan.

Meskipun kau tahu banyak orang di luar sana yang lebih menarik, pintar,
dan lebih kaya daripada pasanganmu, dan ya, kau memutuskan untuk tetap
mencintai pasanganmu apa adanya.
Itu adalah pilihan.

Cinta, suka, ketertarikan datang kepada kita dari kesempatan.
Tetapi,
cinta sejati itu adalah sungguh-sungguh suatu pilihan.
Sebuah pilihan yang kita buat.

Ada sebuah kutipan indah mengenai teman sejiwa atau pasangan hidup :
Nasib akan membawamu untuk bersama, tetapi untuk tetap bersama sampai akhir,
itu tergantung dari dirimu sendiri.

Saya percaya bahwa teman sejiwa dan someone special yang diciptakan untukmu
itu benar-benar ada. Tetapi itu masih tetap tergantung pada dirimu untuk membuat
pilihan tersebut, apakah kau akan melakukannya atau tidak.
Kita mungkin akan menemukan teman sejati kita dengan kesempatan yang ada,
tetapi untuk mencintai dan bersama dengan teman sejiwa kita,
itu adalah tetap pilihan kita untuk mewujudkannya�.

Kita datang ke dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna
untuk mencintai..
Tetapi untuk belajar, bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna
dengan sempurna...: )

CINTA itu seperti kupu-kupu

Cinta itu seperti kupu-kupu. Tambah dikejar, tambah lari..
Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang di saat kamu tidak mengharapkannya.
Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih.
Cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya.
Jadi jangan terburu-buru, dan pilihlah yang terbaik.

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang "sempurna" bagi seseorang.
Tapi . bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri.
Dan karena itu kamu sempurna.

Jangan pernah bilang "I love you" kalau kamu tidak perduli.
Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada.
Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya.
Jangan pemah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya kebohongan.
Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta,sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya. ..

Cinta bukan, "Ini salah kamu", tapi "Maafkan aku".
Bukan "Kamu di mana sih?", tapi "Aku disini". Bukan "Gimana sih kamu?",
tapi "Aku ngerti kok". Bukan "Coba kamu gak kayak gini"', tapi "Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya". Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kalian sudah bersama maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah selama kalian bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas.

Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang kamu izinkan.
Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.

Caranya jatuh cinta: jatuh tapi jangan terhuyung-huyung, konsisten tapi jangan memaksa,
berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut,
sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu.

Memang sakit melihat orang yang kamu cintai sedang berbahagia dengan orang lain tapi
lebih sakit lagi kalau orang yang kamu cintai itu tidak berbahagia bersama kamu.

Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang, lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihmu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila
seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan.

Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta, , hanya untuk mengetahui bahwa dia bukan untuk kamu dan kamu sudah menghabiskan
banyak waktu untuk orang yang tidak pernah menghargainya. .
Kalau dia tidak "worth it" sekarang, dia tidak akan pernah "worth it" setahun lagi ataupun 10 tahun lagi.
Jadi, biarkan dia pergi...

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


Fr Milis>

Tuesday 26 April 2011

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah...
Manusia biasa akan rasa dirinya biasa-biasa apabila tidak menyedari bahawa dia dicipta untuk menjadi 'luar biasa'
Seperti renungan dibawah ini dari sebuah milis yg bagus untuk
Kita simak...

Kalau menjadi batu
Jangan menjadi batu di tepi jalan
Yang tak ada nilainya, dan tak ada harganya
Diinjak orang, ditendang orang
Tetapi jadilah batu permata
Yang berkilau,
yang bersinardihargai orang

Kalau menjadi kayu
Jangan menjadi kayu biasa
Yang rapuh, dan mudah patah
Tetapi jadilah kayu jati
Kayu yg mantap
Mahal nilainya
Dihargai orang

Kalau menjadi manusia
Jangan menjadi manusia biasa
Bimbang jiwanya
Rapuh imannya
Sempit pikirannya
Suram masa depannya
Tetapi jadilah manusia luar biasa
Tegar jiwanya
Kuat imannya
Tertib sholatnya
Qur'an jalan hidupnya
Luas pandangannya
Gemilang masa depannya

Perahu sudah berlayar
Dayung sudah di tangan
Pikirkanlah, Renungkanlah
Katakan pada dirimu
Bahwa aku tidak memilih untuk menjadi
manusia biasa

Tapi aku memilih
Untuk menjadi Manusia luar biasa!

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Monday 18 April 2011

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Anak… merupakan cahaya kehidupan setiap rumah tangga
Anak… merupakan buah cinta kasih sepasang anak manusia
Seorang anak adalah anugerah terindah dari Yang Maha Pencipta
Tanpa seorang anak suatu mahligai bagai tak bermahkota



Anak… bagai cahaya mata serta permata hati ayah-bunda
Tumpahan kasih sayang dan inspirasi bermuara
Tempat pengikat jalinan kasih ayah-bunda

Ketika seorang anak lahir di muka bumi
Kebahagiaan ayah-bunda tak terperi
Kebahagiaan menyambut sang buah hati
Yang telah ditunggu selama sembilan bulan sepuluh hari
Dan… terasa anugerah Allah telah terlengkapi

Masih kecil ditimang-timang
Sudah besar disayang-sayang

Tapi…. Kadang ayah bunda sering lupa
Anak bukanlah miliknya sebenarnya
Anak merupakan sarana ujian bagi seorang anak manusia
Yang harus dijaga dan pelihara sesuai dengan syariah agama

Seperti sabda Rasulullah :
“Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami).
Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala)”. (HR. Bukhari)

Sering ayah-bunda tak menyadari dan terlena
Membiarkan anak berjalan sendiri tanpa arahan
Membiarkan mereka ikut terlena terombang-ambing terpikat zaman
Mengikuti hawa nafsu mengejar dunia
Bahkan sengaja mengekploitasi dan berharap mereka dapat mencengkeram dunia

Duhai… ayah-bunda
Ingatlah tugas pokok sebagai orang tua
Ingatlah anak adalah amanah Allah
Kenalkan dia pada makna hidup yang sebenarnya sejak dini
Kenalkan dia pada dirinya sendiri
Kenalkan dia pada Sang Pemilik Kehidupan ini
Sebelum penyesalan datang dikemudian hari
Penyesalan karena anak tak tahu makna dia lahir di bumi
Penyesalan karena anak tak tahu yang haq dan yang bathil

Alangkah bahagianya bila punya anak sholeh-sholeha
Yang setiap saat mendo’akan ayah-bunda
Tiada sesuatu yang berharga walau emas permata sepenuh bumi
Amalan terus mengalir walau jiwa raga telah kembali pada Ilahi Rabbi

Alangkah senangnya di akherat nanti
Di depan Allah dapat berbangga hati
Dapat menjaga amanah yang dititipkan
Hingga selamatlah dari tuntutan

Oh…Allah…. Berilah kekuatan kepada kami
Agar dapat menjaga amanah yang Engkau titipkan ini
Tunjukkan kami jalan yang lurus.. jalan menuju Ridho-Mu
Agar kami dapat mendidik anak-anak kami sesuai dengan keinginan-Mu
Selamatkanlah diri dan keluarga kami dari kepedihan azab-Mu

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Ya Rabbi, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS. 14:40-41)
Amin….

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Thursday 14 April 2011



Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Telah kutinggalkan cemburu disudut kamar gelap telah kuhanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir dari mataku telah kukabarkan lewat angin gerimis tentang segala catatan hati.... Saat cinta berpaling,.. dan hati menjelma menjadi serpihan-serpihan kecil... saat prahara terjadi... saat ujian demi ujianNya terasa terlalu besar untuk ditanggung sendiri, kemanakah seorang istri harus mencari kekuatan agar hati dapat terus tetap bertasbih?...

Jika kau kira dengan sebelah sayap, aku akan terkoyak Maka camkanlah Dengan sebelah sayap itu Akan kujelajah gunung, ombak-ombak samudera Dan gemintang di angkasa

Ya Robbi..jaga hati ku..agar prahara ini tak menerpa ku amin........



(Asma Nadia)
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Tuesday 12 April 2011


Qaulan Sadiida untuk Anak Kita…

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh ⁠

tulisan ini saya copas (tentu dengan izin,hehe) dari sebuah blog…

jujur saja, saya cukup terperangah membacanya… betapa hal yg (tampak) sepele dan (tampak) kecil, begitu akan membawa pengaruh besar bagi anak-anak kita nantinya…

smoga bermanfaat..

 

Remaja. Pernah saya menelusur, adakah kata itu dalam peristilahan agama kita?

Ternyata jawabnya tidak. Kita selama ini menggunakan istilah ‘remaja’ untuk menandai suatu masa dalam perkembangan manusia. Di sana terjadi guncangan, pencarian jatidiri, dan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terhadap masa-masa itu, orang memberi permakluman atas berbagai perilaku sang remaja. Kata kita, “Wajar lah masih remaja!”

Jika tak berkait dengan taklif agama, mungkin permakluman itu tak jadi perkara. Masalahnya, bukankah ‘aqil dan baligh menandai batas sempurna antara seorang anak yang belum ditulis ‘amal dosanya dengan orang dewasa yang punya tanggungjawab terhadap perintah dan larangan, juga wajib, mubah, dan haram? Batas itu tidak memberi waktu peralihan, apalagi berlama-lama dengan manisnya istilah remaja. Begitu penanda baligh muncul, maka dia bertanggungjawab penuh atas segala perbuatannya; ‘amal shalihnya berpahala, ‘amal salahnya berdosa.

Isma’il ‘alaihissalaam, adalah sebuah gambaran bagi kita tentang sosok generasi pelanjut yang berbakti, shalih, taat kepada Allah dan memenuhi tanggungjawab penuh sebagai seorang yang dewasa sejak balighnya. Masa remaja dalam artian terguncang, mencoba itu-ini mencari jati diri, dan masa peralihan yang perlu banyak permakluman tak pernah dialaminya. Ia teguh, kokoh, dan terbentuk karakternya sejak mula. Mengapa? Agaknya Allah telah bukakan rahasia itu dalam firmanNya:

“Dan hendaklah takut orang-orang yang meninggalkan teturunan di belakang mereka dalam keadaan lemah yang senantiasa mereka khawatiri . Maka dari itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang lurus benar.” (An Nisaa’ 9)

Ya. Salah satu pinta yang sering diulang Ibrahim dalam doa-doanya adalah mohon agar diberi lisan yang shidiq. Dan lisan shidiq itulah yang agaknya ia pergunakan juga untuk membesarkan putera-puteranya sehingga mereka menjadi anak-anak yang tangguh, kokoh jiwanya, mulia wataknya, dan mampu melakukan hal-hal besar bagi ummat dan agama.

Nah, mari sejenak kita renungkan tiap kata yang keluar dari lisan dan didengar oleh anak-anak kita. Sudahkah ia memenuhi syarat sebagai qaulan sadiidaa, kata-kata yang lurus benar, sebagaimana diamanatkan oleh ayat kesembilan Surat An Nisaa’? Ataukah selama ini dalam membesarkan mereka kita hanya berprinsip “asal tidak menangis”. Padahal baik agama, ilmu jiwa, juga ilmu perilaku menegaskan bahwa menangis itu penting.

Kali ini, izinkan saya secara acak memungut contoh misal pola asuh yang perlu kita tataulang redaksionalnya. Misalnya ketika anak tak mau ditinggal pergi ayah atau ibunya, padahal si orangtua harus menghadiri acara yang tidak memungkinkan untuk mengajak sang putera. Jika kitalah sang orangtua, apa yang kita lakukan untuk membuat rencana keberangkatan kita berhasil tanpa menyakiti dan mengecewakan buah hati kita?

Saya melihat, kebanyakan kita terjebak prinsip “asal tidak menangis” tadi dalam hal ini. Kita menyangka tidak menangis berarti buah hati kita “tidak apa-apa”, “tidak keberatan”, dan “nanti juga lupa.” Betulkah demikian? Agar anak tak menangis saat ditinggal pergi, biasanya anak diselimur, dilenabuaikan oleh pembantu, nenek, atau bibinya dengan diajak melihat –umpamanya- ayam, “Yuk, kita lihat ayam yuk.. Tu ayamnya lagi mau makan tu!” Ya, anak pun tertarik, ikut menonton sang ayam. Lalu diam-diam kita pergi meninggalkannya.

Si kecil memang tidak menangis. Dia diam dan seolah suka-suka saja. Tapi di dalam jiwanya, ia telah menyimpan sebuah pelajaran, “Ooh.. Aku ditipu. Dikhianati. Aku ingin ikut Ibu tapi malah disuruh lihat ayam, agar bisa ditinggal pergi diam-diam. Kalau begitu, menipu dan mengkhianati itu tidak apa-apa. Nanti kalau sudah besar aku yang akan melakukannya!”

Betapa, meskipun dia menangis, alangkah lebih baiknya kita berpamitan baik-baik padanya. Kita bisa mencium keningnya penuh kasih, mendoakan keberkahan di telinganya, dan berjanji akan segera pulang setelah urusan selesai insyaallah. Meski menangis, anak kita akan belajar bahwa kita pamit baik-baik, mendoakannya, tetap menyayanginya, dan akan segera pulang untuknya. Meski menangis, dia telah mendengar qaulan sadiida, dan kelak semoga ini menjadi pilar kekokohan akhlaqnya.

Di waktu lain, anak yang kita sayangi ini terjatuh. Apa yang kita katakan padanya saat jatuhnya? Ada beberapa alternatif. Kita bisa saja mengatakan, “Tuh kan, sudah dibilangin jangan lari-lari! Jatuh bener kan?!” Apa manfaatnya? Membuat kita sebagai orangtua merasa tercuci tangan dari salah dan alpa. Lalu sang anak akan tumbuh sebagai pribadi yang selalu menyalahkan dirinya sepanjang hidupnya.

Atau bisa saja kita katakan, “Aduh, batunya nakal yah! Iih, batunya jahat deh, bikin adek jatuh ya Sayang?” Dan bisa saja anak kita kelak tumbuh sebagai orang yang pandai menyusun alasan kegagalan dengan mempersalahkan pihak lain. Di kelas sepuluh SMA, saat kita tanya, “Mengapa nilai Matematikamu cuma 6 Mas?” Dia tangkas menjawab, “Habis gurunya killer sih Ma. Lagian, kalau ngajar nggak jelas gitu.”

Atau bisa saja kita katakan, “Sini Sayang! Nggak apa-apa! Nggak sakit kok! Duh, anak Mama nggak usah nangis! Nggak apa-apa! Tu, cuma kayak gitu, nggak sakit kan?” Sebenarnya maksudnya mungkin bagus: agar anak jadi tangguh, tidak cengeng. Tapi sadarkah bahwa bisa saja anak kita sebenarnya merasakan sakit yang luar biasa? Dan kata-kata kita, telah membuatnya mengambil pelajaran; jika melihat penderitaan, katakan saja “Ah, cuma kayak gitu! Belum seberapa! Nggak apa-apa!” Celakanya, bagaimana jika kalimat ini kelak dia arahkan pada kita, orangtunya, di saat umur kita sudah uzur dan kita sakit-sakitan? “Nggak apa-apa Bu, cuma kayak gitu. Jangan nangis ah, sudah tua, malu kan?” Akankah kita ‘kutuk’ dia sebagai anak durhaka, padahal dia hanya meneladani kita yang dulu mendurhakainya saat kecil?

Ah.. Qaulan sadiida. Ternyata tak mudah. Seperti saat kita mengatakan untuk menyemangati anak-anak kita, “Anak shalih masuk surga.. Anak nakal masuk neraka..” Betulkah? Ada dalilnya kah? Padahal semua anak jika tertakdir meninggal pasti akan menjadi penghuni surga. Juga kata-kata kita saat tak menyukai keusilan –baca; kreativitas-nya semisal bermain dengan gelas dan piring yang mudah pecah. Kita kadang mengucapkan, “Hayo.. Allah nggak suka lho Nak! Allah nggak suka!”

Sejujurnya, siapa yang tak menyukainya? Allah kah? Atau kita, karena diri ini tak ingin repot saja. Alangkah lancang kita mengatasnamakan Allah! Dan alangkah lancang kita mengenalkan pada anak kita satu sifat yang tak sepantasnya untuk Allah yakni, “Yang Maha Tidak Suka!” Karena dengan kalimat kita itu, dia merasa, Allah ini kok sedikit-sedikit tidak suka, ini nggak boleh, itu nggak benar.

Alangkah agungnya qaulan sadiida. Dengan qaulan sadiida, sedikit perbedaan bisa membuat segalanya jauh lebih cerah. Inilah kisah tentang dua anak penyuka minum susu. Anak yang satu, sering dibangunkan dari tidur malas-malasannya oleh sang ibu dengan kalimat, “Nak, cepat bangun! Nanti kalau bangun Ibu bikinkan susu deh!” Saat si anak bangun dan mengucek matanya, dia berteriak, “Mana susunya!” Dari kejauhan terdengar adukan sendok pada gelas. “Iya. Sabar sebentaar!” Dan sang ibupun tergopoh-gopoh membawakan segelas susu untuk si anak yang cemberut berat.

Sementara ibu dari anak yang satunya lagi mengambil urutan kerja berbeda. Sang ibu mengatakan begini, “Nak, bangun Nak. Di meja belajar sudah Ibu siapkan susu untukmu!” Si anakpun bangun, tersenyum, dan mengucap terimakasih pada sang ibu.

Ibu pertama dan kedua sama capeknya; sama-sama harus membuat susu, sama-sama harus berjuang membangunkan sang putera. Tapi anak yang awal tumbuh sebagai si suka pamrih yang digerakkan dengan janji, dan takkan tergerak oleh hal yang jika dihitung-hitung tak bermanfaat nyata baginya. Anak kedua tumbuh menjadi sosok ikhlas penuh etos. Dia belajar pada ibunya yang tulus; tak suka berjanji, tapi selalu sudah menyediakan segelas susu ketika membangunkannya.

Ya Allah, kami tahu, rumahtangga Islami adalah langkah kedua dan pilar utama dari da’wah yang kami citakan untuk mengubah wajah bumi. Ya Allah maka jangan Kau biarkan kami tertipu oleh kekerdilan jiwa kami, hingga menganggap kecil urusan ini. Ya Allah maka bukakanlah kemudahan bagi kami untuk menata da’wah ini dari pribadi kami, keluarga kami, masyarakat kami, negeri kami, hingga kami menjadi guru semesta sejati.

Ya Allah, karuniakan pada kami lisan yang shidiq, seperti lisan Ibrahim. Karuniakan pada kami anak-anak shalih yang kokoh imannya dan mulia akhlaqnya, seperti Isma’il. Meski kami jauh dari mereka, tapi izinkan kami belajar untuk mengucapkan qaulan sadiida, huruf demi huruf, kata demi kata.. Aamiin.


Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh